Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan arah kebijakan bank sentral yang mencakup aspek moneter, likuiditas makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk tahun 2025. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan tema arah kebijakan ini disebut ‘pro-stability, pro-growth’. Dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) tahun 2024, Perry menyatakan bahwa kebijakan moneter akan tetap difokuskan pada menjaga stabilitas keuangan dan ekonomi.
### Kebijakan Moneter
Perry menjelaskan bahwa suku bunga BI Rate akan tetap dipertahankan untuk sementara waktu guna menstabilkan rupiah di tengah gejolak global. Namun, BI terus memantau kemungkinan penurunan suku bunga BI Rate dengan mengendalikan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Respon terhadap suku bunga BI Rate akan disesuaikan dengan kondisi ekonomi global dan domestik.
### Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah
BI akan fokus pada stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi transaksi forward dan pembelian SBN dari pasar sekunder. Operasi moneter pro-market juga akan diterapkan untuk meningkatkan aliran masuk portofolio asing dan mendalami pasar uang. BI juga akan menjaga kecukupan cadangan devisa sesuai standar internasional.
### Kebijakan Makroprudensial
BI akan menerapkan kebijakan makroprudensial longgar guna mendorong pertumbuhan kredit pada tahun 2025. Insentif likuiditas makroprudensial akan difokuskan pada sektor-sektor prioritas yang dapat menciptakan lapangan kerja. Rasio penyangga likuiditas makroprudensial tetap longgar, dan kebijakan uang muka kredit 0% akan tetap berlaku untuk kredit properti dan otomotif. BI juga akan memperkuat pengawasan sistemik untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
### Sistem Pembayaran
Digitalisasi sistem pembayaran akan terus dipercepat pada tahun 2025 sesuai blueprint sistem pembayaran Indonesia 2025-2030. Pengembangan infrastruktur seperti BI FAST Payment Industry, modernisasi Bank Indonesia, RTGS multi-mata uang, dan standar nasional akan dilakukan. Industri akan dikonsolidasi sesuai dengan kemampuan transaksi, interkoneksi, kompetensi, manajemen risiko, dan infrastruktur. Inovasi QRIS akan diperluas dengan target 58 juta pengguna dan 40 juta pedagang. Rupiah digital akan menjadi eksperimen lanjutan sebagai alat pembayaran sah di Indonesia.
### Kesimpulan
Bank Indonesia telah menetapkan arah kebijakan untuk tahun 2025 yang berfokus pada stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi. Melalui kebijakan moneter, likuiditas makroprudensial, dan pengembangan sistem pembayaran digital, BI berkomitmen untuk memperkuat perekonomian Indonesia. Semua langkah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan negara.
Dengan demikian, arah kebijakan BI untuk tahun 2025 menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Semua pihak diharapkan dapat mendukung implementasi kebijakan ini guna mencapai tujuan bersama dalam memajukan perekonomian Indonesia.