Kisah Inspiratif Nyai Khoiriyah Hasyim: Ulama Perempuan Pendiri Sekolah Khusus Perempuan di Makkah
Pada tahun 1942, sejarah mencatat pencapaian luar biasa yang dilakukan oleh seorang ulama perempuan Indonesia, Nyai Khoiriyah Hasyim. Beliau berhasil mendirikan sekolah khusus perempuan pertama di Makkah, yang diberi nama Madrasah Banat. Namun, keberhasilan Nyai Khoiriyah Hasyim ini tidak terlepas dari latar belakang keluarga ulama Indonesia yang terhormat, K.H. Hasyim Asy’ari.
Nyai Khoiriyah Hasyim lahir dan dibesarkan di lingkungan pesantren Tebuireng, di mana beliau mendapat pendidikan Islam yang sangat baik langsung dari ayahnya. Hal ini membuatnya memiliki pengetahuan agama Islam yang lebih luas daripada perempuan pada umumnya. Dalam buku “Perempuan Ulama di atas Panggung Sejarah” (2020) disebutkan bahwa Nyai Khoiriyah Hasyim dijodohkan dengan seorang santri bernama Ma’shum Ali, yang kelak menjadi ulama besar Indonesia yang mengarang kitab Al-Amtsilah at-Tashrifiyah.
Kehidupan Nyai Khoiriyah Hasyim bersama Ma’shum di Pesantren Tebuireng tidak berlangsung lama karena Ma’shum meninggal dunia. Hal ini membuat Nyai Khoiriyah Hasyim menjadi orang yang bertanggung jawab atas pesantren tersebut, menjadi perempuan pertama yang memimpin pesantren pada masanya. Setelah memimpin pesantren selama 5 tahun, Nyai Khoiriyah Hasyim menikah lagi dan bersama suami barunya pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.
Saat berada di Makkah, Nyai Khoiriyah Hasyim merasa terpanggil untuk memberikan pendidikan agama kepada para perempuan di sana. Oleh karena itu, pada tahun 1942, Madrasah Banat didirikan oleh Nyai Khoiriyah Hasyim. Sekolah ini menjadi sekolah perempuan pertama di Makkah, yang mengajarkan para perempuan agar lebih terdidik dan sejahtera. Nyai Khoiriyah Hasyim percaya bahwa perempuan yang terdidik akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anak.
Pemikiran dan tindakan Nyai Khoiriyah Hasyim ini dianggap sebagai pencerahan bagi Muslimah di Makkah, yang pada saat itu masih terbelakang dibandingkan dengan laki-laki. Madrasah Banat berhasil menarik banyak kalangan warga Arab Saudi, yang memasukkan anak perempuan mereka ke sekolah tersebut. Namun, setelah kepulangan Nyai Khoiriyah Hasyim pada tahun 1950-an, belum diketahui apakah Madrasah Banat masih beroperasi.
Kisah inspiratif Nyai Khoiriyah Hasyim sebagai ulama perempuan pendiri sekolah khusus perempuan di Makkah telah meninggalkan jejak berharga dalam sejarah pendidikan Islam. Beliau bukan hanya menciptakan kesempatan pendidikan bagi perempuan, tetapi juga menjadi teladan bagi perempuan Muslim di seluruh dunia. Semangat dan dedikasi Nyai Khoiriyah Hasyim patut menjadi contoh bagi generasi muda untuk terus berjuang dalam meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan umat.
Dengan demikian, kisah Nyai Khoiriyah Hasyim merupakan inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan dan kesetaraan gender. Semoga semangat dan dedikasi beliau akan terus menginspirasi dan membawa manfaat bagi generasi-generasi yang akan datang.