Pesta Akhir Tahun: Saham Ini Jadi Buruan!

IHSG Kembali Menguat, Tembus Level 7.200 Kembali

Pasar Saham dan Fenomena Window Dressing: Tips Investasi yang Perlu Diketahui

Pasar Saham dan Fenomena Window Dressing

Pasar saham akan memasuki periode window dressing di bulan Desember. Istilah ini merujuk pada tindakan manajer investasi yang membeli atau menjual saham untuk meningkatkan performa portofolio sebelum laporan kepada klien. Tujuan window dressing saham adalah membuat kinerja terlihat menjanjikan bagi manajer investasi dan mempercantik laporan keuangan bagi perusahaan atau emiten. Fenomena ini umumnya terjadi pada akhir tahun, terutama pada Desember atau awal tahun seperti Januari.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, menilai bahwa window dressing tahun ini akan terjadi untuk saham yang banyak dipegang oleh investor institusi yang memegang saham-saham big caps. Namun, window dressing tahun ini diprediksi akan lebih meriah.

“Untuk tahun ini lebih meriah karena ada emiten yang juga berkepentingan untuk menjaga harga sahamnya. Misalnya, Grup Barito dan beberapa grup lainnya,” ungkap Budi.

Tips Investasi saat Window Dressing

Window dressing bisa membawa peluang bagi investor ritel yang ingin bertransaksi saham di akhir tahun. Meski begitu, perlu diperhatikan beberapa hal agar cuan bisa lebih optimal. Mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta, Hasan Zein Mahmud, membagikan tipsnya dalam memilih saham saat window dressing. Ia menyebutnya sebagai rule of thumb saham yang berpeluang “dikerek” harganya di akhir tahun.

“Saham BUMN perlu mendapat perhatian khusus, bukan saja banyak keputusan strategis terjadi di akhir tahun, juga jalinan kepentingan yang lebih luas, termasuk politik,” papar Hasan.

Berikut tips ‘belanja’ saham saat window dressing:

  • Berfundamental dan berprospek bagus
  • Harganya laggard terhadap indeks baik IHSG maupun sektor
  • Berkapitalisasi besar sehingga bobotnya dalam perhitungan indeks besar, baik BUMN maupun swasta
  • Porsi free float cukup besar, minimal 25%
  • Cukup dominan dalam portfolio institusi, reksadana, asuransi, dana pensiun, emiten sendiri, dan manajer dana asing.

Saham bluechips menjadi emiten yang dipilih oleh banyak perusahaan investasi karena memiliki kinerja keuangan dan bisnis yang konsisten baik dan mampu bertahan serta bangkit dalam kondisi sulit. Selain itu, saham bluechips juga menjadi pemimpin di setiap sektornya. Alasan lain adalah saham bluechips memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar sehingga mampu dibeli oleh investor dengan modal yang besar seperti perusahaan investasi atau investor individu baik dari dalam maupun luar negeri.

(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Ambruk Hingga Rupiah Nyaris Tembus Rp 16.000/USD




Next Article



Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *