Menuju Pidato Powell, Rupiah Masih Rentan Terhadap Volatilitas!

Pergerakan Rupiah Menjelang Pidato Jerome Powell

Jakarta, CNBC Indonesia – Pergerakan rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu hari ini (4/12/2024) tampaknya masih akan volatil menjelang pidato chairman the Fed, Jerome Powell.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan kemarin (3/12/2024) rupiah tertekan hingga 0,25% dan berakhir di level Rp15.935/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.958/US$ hingga Rp15.900/US$.

Sentimen Investor dan Kebijakan Moneter The Fed

Pelemahan nilai tukar rupiah bersamaan dengan sikap investor yang masih menunggu arah kebijakan moneter The Fed terkait pemangkasan suku bunga Bank sentral AS. Gubernur The Fed, Christopher Waller, menyatakan dukungannya terhadap potensi pemotongan suku bunga lebih lanjut dalam pertemuan bulan Desember. Meski demikian, ia menegaskan bahwa kebijakan moneter masih cukup ketat untuk menjaga stabilitas inflasi menuju target 2%. Ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga 25 basis poin kini mencapai 75%.

Pidato Jerome Powell dan Proyeksi Pemotongan Suku Bunga

Sentimen lainnya datang dari pidato Jerome Powell yang dijadwalkan pada Kamis (5/12/2024) dini hari. Dalam notulen dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) November yang dirilis Rabu kemarin dini hari, pejabat The Fed menyampaikan bahwa inflasi sedang melambat dan pasar tenaga kerja tetap kuat, yang memungkinkan adanya pemotongan suku bunga lebih lanjut meskipun dilakukan secara bertahap.

Ringkasan pertemuan tersebut memuat beberapa pernyataan yang menunjukkan bahwa para pejabat merasa nyaman dengan laju inflasi, meskipun menurut sebagian besar ukuran, inflasi masih berada di atas target 2% yang ditetapkan oleh Fed. Dengan keyakinan bahwa situasi lapangan pekerjaan masih cukup solid, anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menunjukkan bahwa kemungkinan pemotongan suku bunga lebih lanjut akan dilakukan, meskipun mereka tidak menentukan kapan dan seberapa besar.

Prospek Kebijakan Moneter dan Analisis Teknikal Rupiah

“Dalam membahas prospek kebijakan moneter, peserta memperkirakan bahwa jika data sesuai dengan harapan, dengan inflasi yang terus menurun secara berkelanjutan menuju 2% dan ekonomi tetap berada dekat dengan kondisi pekerjaan maksimum, maka kemungkinan besar akan tepat untuk bergerak secara bertahap menuju kebijakan yang lebih netral dari waktu ke waktu,” kata notulen tersebut.

Pergerakan rupiah masih dalam tren sideways. Untuk antisipasi paling dekat bisa cermati resistance di Rp15.950/US$ sebagai area pelemahan terdekat, ini didapatkan dari garis horizontal berdasarkan high candle intraday 21 November 2024. Sementara itu, support terdekat atau potensi pembalikan arah menguat ada di Rp15.790/US$, yang didapatkan dari low candle intraday 19 November 2024.

Analisis Visual Pergerakan Rupiah

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)

Saksikan Video Berikut

Saksikan video di bawah ini:

Video: Masih Penuh Tekanan, IHSG “Terancam” Merosot ke Level 7.000-an

Artikel Selanjutnya: Kabar Baik Datang Dari AS, Rupiah Siap Menguat Lagi!




Next Article



Kabar Baik Datang Dari AS, Rupiah Siap Menguat Lagi!




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *