Menuju Akhir Tahun, Dolar Melemah Sedikit ke Rp16.150

Rupiah Terus Menguat: Dampak Sinyal The Fed terhadap Dolar Amerika Serikat

Table of Contents

Sinyal The Fed dan Pergerakan Rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di penghujung akhir tahun 2024, seiring dengan bank sentral AS The Fed yang mengurangi potensi pemangkasan suku bunga di 2025.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,12% di angka Rp16.150/US$ pada hari ini, Selasa (24/12/2024). Hal ini selaras dengan penutupan perdagangan kemarin (23/12/2024) yang juga menguat 0,12%.

Sementara DXY pada pukul 08:59 WIB naik tipis 0,07% di angka 108,11. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 108,04.

Pergerakan Rupiah dan Tantangan DXY

Pergerakan rupiah hari ini tampak cukup challenging di tengah kenaikan DXY dan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang masih cukup menarik.

“Pasar terus mencerna hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) minggu lalu. Jalur suku bunga yang lebih landai untuk 2025 sekarang mulai dipertimbangkan, kemungkinan ada jeda pada Januari, mungkin juga Maret,” kata Peter Grant, wakil presiden dan kepala strategi logam di Zaner Metals.

Meskipun Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu lalu, sinyalnya bahwa pengurangan suku bunga di 2025 akan lebih sedikit, mengirimkan sinyal bahwa DXY masih akan berada di level yang cukup tinggi dalam waktu dekat dan hal ini berdampak negatif bagi mata uang rupiah.

Analisis CNBC Indonesia

CNBC Indonesia Research menyajikan analisis mendalam terkait pergerakan rupiah dan dampak kebijakan The Fed terhadap nilai tukar mata uang. Dalam konteks kondisi pasar global dan domestik, rupiah mampu menguat namun masih dihadapkan pada tantangan yang cukup serius.