Meningkatnya Popularitas Tokenisasi Aset, Potensi Keuntungan Investor Semakin Besar

Meningkatnya Popularitas Tokenisasi Aset, Potensi Keuntungan Investor Semakin Besar

Tokenisasi Aset: Masa Depan Industri Keuangan Indonesia

Adopsi teknologi blockchain yang semakin pesat di sektor keuangan mendorong pengembangan tokenisasi aset oleh pelaku industri, tidak hanya fintech tetapi juga institusi keuangan tradisional. Tokenisasi, yang merupakan proses mengkonversi aset fisik atau riil menjadi aset digital melalui jaringan blockchain, menciptakan apa yang kemudian disebut sebagai tokenisasi aset dunia nyata (Real World Asset/RWA).

Manfaat Tokenisasi Aset bagi Industri Keuangan

Meskipun masih dalam tahap awal, tokenisasi RWA semakin menarik perhatian institusi keuangan karena menawarkan potensi besar dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, dan likuiditas, sekaligus mendorong inklusi keuangan dan pendalaman pasar keuangan (financial deepening).

Tigran Adhiwirya, co-CEO D3 Labs, menyatakan bahwa tokenisasi bukan sekadar gimmick, melainkan membawa nilai tambah nyata bagi industri keuangan, khususnya dalam aspek likuiditas dan inklusivitas. Ia melihat sektor tokenisasi di Indonesia dapat menjadi yang terdepan di kawasan Asia Tenggara dan menjadi salah satu motor penting bagi ekonomi nasional.

Tokenisasi Aset Properti dan Emas

Salah satu contoh implementasi tokenisasi di Indonesia adalah kolaborasi BTN bersama D3 Labs dalam mengembangkan produk tokenisasi aset properti pertama di Indonesia. Melalui skema Dana Investasi Real Estat (DIRE) berbasis teknologi blockchain, BTN sudah mempersiapkan tokenisasi aset properti.

Selain properti, aset lain berupa emas juga dapat menjadi salah satu aset riil yang bisa ditokenisasi. Dengan adanya tokenisasi, proses memiliki aset emas menjadi lebih mudah dan efisien, serta meningkatkan likuiditas.

Potensi dan Tantangan Tokenisasi Aset di Indonesia

Dalam laporan Project Wira yang diterbitkan oleh BRI Ventures, Saison Capital, D3 Labs, dan Tiger Research, permintaan untuk aset tokenisasi di Indonesia diprediksi mencapai US$88 (Rp 1.390 triliun) pada 2030. Tokenisasi membuka peluang bagi investor ritel dengan menurunkan batas investasi minimum, yang diharapkan mampu meningkatkan inklusi keuangan secara signifikan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan pendalaman potensi pengembangan tokenisasi dalam surat hutang, emas, dan real estate. Djoko Kurnijanto, Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, menekankan pentingnya keseimbangan antara inovasi dan regulasi untuk memastikan kemajuan blockchain di Indonesia, termasuk tokenisasi.

Kesimpulan

Tokenisasi aset menjadi tren yang tak terelakkan dalam industri keuangan di Indonesia. Dengan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan inklusi keuangan, serta dukungan regulator yang semakin kuat, tokenisasi menjadi solusi yang menjanjikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan kolaborasi dan kerja sama yang kuat, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam adopsi teknologi tokenisasi aset di kawasan Asia Tenggara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *