Menurut Presiden Direktur SMBC Indonesia (BTPN) Henoch Munandar, salah satu fokus dari industri perbankan saat ini adalah dalam bersaing mendapatkan dana pihak tiga (DPK) untuk menjaga likuiditasnya. Henoch mengatakan bahwa persaingan untuk mendapatkan dana murah menjadi fokus utama perbankan.
Strategi Pendanaan Alternatif
Di tengah tren suku bunga tinggi, SMBC Indonesia selalu menyiapkan sumber-sumber pendanaan lain, termasuk melalui penerbitan surat obligasi. Hal ini merupakan bagian dari skema pendanaan berkelanjutan dalam industri perbankan untuk mengantisipasi dinamika suku bunga yang terus berubah.
Rencana Penerbitan Obligasi
SMBC Indonesia berencana untuk menerbitkan obligasi berkelanjutan V tahap II dengan pokok sebesar Rp1,39 triliun. Obligasi ini akan terdiri dari dua seri dengan bunga dan jangka waktu yang berbeda. Dana yang dihimpun dari penerbitan obligasi akan digunakan untuk pertumbuhan usaha melalui pemberian kredit.
Tantangan Persaingan
SMBC Indonesia menghadapi persaingan tidak hanya dari bank konvensional, tetapi juga dari perusahaan fintech. Persaingan dalam penerapan teknologi digital yang terus berkembang menjadi tantangan bagi bank ini.
Tantangan Likuiditas di Industri Perbankan
Bank digital, termasuk Krom Bank, juga menghadapi tantangan dalam isu likuiditas. Perang DPK yang ketat terjadi di bulan Desember, di mana semua bank berupaya untuk mendapatkan dana pihak ketiga.
Tantangan Pertumbuhan DPK
Beberapa bank merasa pesimis dapat mencapai target pertumbuhan DPK sesuai rencana bisnis mereka karena persaingan suku bunga yang ketat antar bank. Hal ini merupakan salah satu penyebabnya menurut Laporan Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, strategi perbankan di tengah persaingan likuiditas menuntut inovasi dan adaptasi terhadap perubahan pasar. Persaingan yang semakin ketat menuntut bank untuk terus berupaya mendapatkan dana murah dan menjaga likuiditas agar dapat terus berkembang di tengah dinamika industri perbankan yang terus berubah.