Potensi Kenaikan Saham GOTO yang Menarik
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditutup menguat pada perdagangan Senin kemarin (23/12), di level Rp71/saham atau naik 2,90%, di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,61% di posisi 7.096.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, dalam 6 bulan terakhir, saham GOTO sudah menguat 39,.22%. Sementara IHSG naik 3,15% dalam periode 6 bulan ini.
Secara bulanan, harga saham GOTO pernah ditutup mencapai Rp78/saham pada 18 November lalu. Sedangkan dalam perdagangan harian, saham GoTo pernah mencapai level tertinggi perdagangan di Rp81 pada 9 Desember kendati ditutup di Rp76/saham.
Adapun sejak 3 Juni sampai 20 Desember 2024, data BEI mencatat, harga saham GOTO naik 7,8% dari harga Rp64 per saham ke Rp69 per saham.
Analis Riset Ciptadana Sekuritas Gani mengatakan ada tren penguatan saham-saham teknologi belakangan ini, salah satunya terpengaruh sentimen kebijakan moneter yang lebih akomodatif berupa pemangkasan suku bunga acuan dan perbaikan profitabilitas.
Dengan demikian, saham-saham teknologi, termasuk GOTO masih relatif terdiskon dan berpotensi memberikan imbal hasil yang menarik.
“Baik Sea, Grab maupun GOTO konsisten mencatatkan perbaikan profitabilitas terutama dari sisi operasionalnya. Namun dibandingkan dengan Sea dan Grab secara historis, kenaikan harga saham GOTO masih relatif terbatas sehingga memberikan potensi upside yang lebih tinggi.” katanya di Jakarta, dikutip Selasa (24/12).
Menurut Gani, koreksi harga saham GOTO belakangan memang cenderung sejalan dengan kinerja pasar saham Indonesia yang sedang mengalami pelemahan yang lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen temporer. Akan tetapi dari sisi fundamental dan prospek, GOTO masih solid.
Dia menilai koreksi harga saham GOTO saat kinerja keuangan semakin solid justru membuat valuasi GOTO semakin atraktif dibandingkan dengan peers di industri teknologi.
“Konsensus analis menetapkan target harga saham GOTO di Rp87 per saham. Bahkan beberapa analis menaikkan target price sampai ke Rp100 per saham. Artinya ada potensi upside setidaknya 26-45% dari harga penutupan terakhir,” katanya.
Bahkan menurut Gani, jika dibandingkan dengan kompetitor seperti Sea dan Grab yang harga sahamnya sudah naik signifikan membuat harga sahamnya sudah semakin mendekati nilai wajarnya sehingga potensi upside-nya lebih terbatas.
“Uptrend saham peers teknologi sudah ter-priced-in. Ruang upside saham GOTO masih lebih tinggi sehingga lebih atraktif untuk investor,” tambah Gani.
Valuasi Saham
Menurut Abdul Azis, Analis Riset dari Kiwoom Sekuritas, valuasi saham GOTO dari sisi rasio Price to Book Value (PBV) atau rasio harga terhadap nilai buku yakni 2,6 kali, sementara rata-rata PBV perusahaan kompetitor di kisaran 5,4 kali, sehingga valuasi GOTO masih sangat murah.
“Bisa disimulasikan, jika saham GOTO mendekati valuasi peers, tidak usah sampai 5x PBV tetapi dengan 4x PBV saja maka harga saham GOTO berpotensi mencapai Rp 106 per saham, potensi return lebih dari 50%,”kata Aziz.
Selain dari sisi pergerakan harga saham yang masih terbatas dibandingkan dengan peers, Azis melihat katalis positif untuk harga saham GOTO di penghujung tahun adalah perseroan yang on-track untuk mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif di kuartal IV-2024.
“Untuk capai EBITDA grup yang disesuaikan impas di tahun 2024, maka GOTO perlu mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif di kuartal IV-2024. Ini sangat feasible, karena unit bisnis On-Demand Services (ODS) sudah capai positif 4 kuartal beruntun dan unit bisnis financial technology (fintech) semakin dekati impas bahkan bisa capai positif setahun lebih cepat.”
Per kuartal III-2024, dalam laporan kinerjanya, GOTO mencatat EBITDA grup yang disesuaikan mencapai rekor tertinggi Rp137 miliar yang menunjukkan perseroan makin mendekati pedoman kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan mencapai titik impas untuk keseluruhan tahun buku 2024.
Selain itu, GOTO juga sudah merealisasikan sebagian dari aksi korporasi pembelian kembali saham alias share buyback jelang akhir tahun ini. Per November tercatat perseroan sudah melakukan buyback sebanyak 2,6 miliar saham atau 2.606.837.200 saham.
GoTo memiliki rencana untuk melakukan share buyback di pasar modal dengan target mencapai US$200 juta atau setara dengan Rp 3,2 triliun dalam setahun ke depan.
(rah/rah)
Next Article
GOTO Mau Hapus Saham Hasil Buyback, Kerek Nilai Pemegang Saham