“IHSG Melemah Kembali, Sektor dan Saham Ini Jadi Penyebabnya”




Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah pada perdagangan sesi I Jumat (27/12/2024), di mana IHSG tampaknya tidak mendapatkan berkah dari fenomena Santa Claus Rally di penghujung tahun ini.

Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG turun 0,12% ke posisi 7.057,29. IHSG hingga saat ini masih belum berhasil kembali ke level psikologis 7.100.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 6 triliun dengan melibatkan 14 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 498.282 kali. Sebanyak 311 saham menguat, 238 saham melemah, dan 231 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 1,67%. Namun, sektor bahan baku menjadi penahan koreksi IHSG sebesar 0,95%.

Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penekan terbesar IHSG yakni mencapai 14,5 indeks poin. Kemudian saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebesar 6,9 indeks poin, dan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sebesar 6,1 indeks poin.

IHSG kembali merana setelah sempat menguat di sesi I hari ini. Namun, IHSG masih sulit untuk menguat akibat prospek perlambatan penurunan suku bunga pada tahun depan.

Bahkan tampaknya, IHSG tampaknya tidak mendapatkan berkah dari fenomena Santa Claus Rally di penghujung tahun ini.

Pada tahun ini, Bank Indonesia (BI) hanya menurunkan suku bunga sekali, tepatnya pada September lalu sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga BI Rate sampai saat ini bertahan di level 6%.

Sementara itu, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) pada tahun ini menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali. Sementara proyeksi tahun depan hanya akan turun dua kali saja.

The Fed pada Summary of Economic Projections/SEP pekan lalu menunjukkan bahwa potensi cut rate 2025 hanya sebesar 50 basis poin/bps.

Angka ini hanya setengah dari target komite ketika plot tersebut terakhir diperbarui pada September dengan ekspektasi pemangkasan sebesar 100 bps pada 2025.

“Dengan langkah hari ini, kami telah menurunkan suku bunga sebesar satu poin persentase dari puncaknya, dan stance kebijakan kami kini jauh lebih longgar. Oleh karena itu, kami bisa lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami.” ujar Chairman The Fed Jerome Powell di konferensi pers usai rapat.

Lebih lanjut, pejabat Fed menunjukkan dua pemotongan lagi pada 2026 dan satu lagi pada 2027.

Dalam jangka panjang, komite memandang suku bunga “netral” berada pada 3%, 0,1 poin persentase lebih tinggi dibandingkan pembaruan September, karena tingkat ini secara perlahan meningkat sepanjang tahun ini (3% vs 2,9%).

Dengan perdagangan 2024 yang tersisa hanya tinggal dua hari, termasuk hari ini, kemudian Senin pekan depan, maka potensi IHSG mendapatkan berkah dari Santa Claus Rally pun sangat kecil.

Kemudian, fenomena window dressing di tahun ini juga cenderung kurang efektif karena belum mampu mendongkrak IHSG di sisa perdagangan 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *