Bank Indonesia (BI) Merespons Pelemahan Rupiah
Bank Indonesia menghadapi tantangan yang tidak ringan dalam mengelola nilai tukar rupiah. Mata uang Garuda terus mengalami tren pelemahan hingga kembali menembus level Rp16.300 per dolar Amerika Serikat.
Tantangan Global yang Mempengaruhi Rupiah
Menurut Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, Edi Susianto, beberapa bulan terakhir hampir semua mata uang, terutama mata uang negara berkembang, mengalami tantangan yang signifikan. Peningkatan ketidakpastian ekonomi global disebabkan oleh divergensi ekonomi di Amerika Serikat, di mana ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda penguatan yang ditandai dengan data tenaga kerja dan inflasi.
Faktor lain yang mempengaruhi kondisi rupiah adalah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Meskipun belum resmi menjabat, Trump telah mengungkapkan rencananya untuk menaikkan tarif impor terhadap beberapa negara, yang berpotensi memengaruhi kondisi fiskal AS.
Perkembangan geopolitik di berbagai belahan dunia seperti Suriah, Prancis, dan Korea Selatan juga turut mempengaruhi nilai tukar mata uang dunia, termasuk rupiah.
Faktor Domestik yang Mempengaruhi Rupiah
Selain faktor global, aliran modal asing dari pasar saham juga memengaruhi nilai tukar rupiah. Repatriasi dividen dan pembayaran kewajiban utang valas juga menjadi faktor domestik yang memberikan tekanan terhadap rupiah.
Pergerakan Rupiah dan DXY
Dilansir dari Refinitiv, pada hari ini rupiah dibuka menguat 0,12% di angka Rp16.150 per dolar AS. Hal ini sejalan dengan penutupan perdagangan kemarin yang juga mengalami kenaikan sebesar 0,12%.
Sementara itu, indeks DXY pada pukul 08:59 WIB mengalami kenaikan tipis sebesar 0,07% di angka 108,11. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di angka 108,04.
Perspektif BI terhadap Kondisi Rupiah
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Bank Indonesia terus berupaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pasar keuangan domestik. BI terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik serta mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu untuk menjaga kestabilan mata uang Indonesia.
Penutup
Dalam kondisi ekonomi global yang tidak pasti, Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan stabilitas pasar keuangan. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Sumber:
– CNBC Indonesia
– Refinitiv
(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BI Rate Dinanti, IHSG Bangkit Tapi Rupiah Dekati Rp16.100/USD
Artikel Selanjutnya:
BI Mau Rupiah Lebih Kuat dari Rp15.400/US$, Ternyata Ini Alasannya!