Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo telah mengungkapkan lima ancaman yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi global setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) tahun 2024 di Grha Bhasvara Icchana, Perry menjelaskan bahwa kebijakan “American First” yang diterapkan oleh Trump dapat memberikan dampak besar terhadap perekonomian dunia.
1. Pertumbuhan Ekonomi yang Lambat dan Tidak Merata
Perry mengatakan bahwa saat ini pertumbuhan ekonomi dunia tidak merata, dimana AS mengalami peningkatan pertumbuhan, sementara Eropa dan China mengalami perlambatan. Di sisi lain, Indonesia dan India mengalami pertumbuhan yang cukup baik.
2. Tekanan Inflasi yang Muncul Kembali
Diperkirakan bahwa laju penurunan inflasi di seluruh dunia akan melambat pada tahun 2026 akibat gangguan dalam rantai pasok dan perang dagang.
3. Kenaikan Suku Bunga AS
Perry memperkirakan bahwa penurunan suku bunga bank sentral AS, yaitu The Federal Reserve (The Fed), akan semakin terbatas dan lebih lambat. Selain itu, imbal hasil US Treasury diprediksi akan naik tinggi pada tahun 2025 dan 2026 karena defisit dan utang AS yang semakin membesar.
4. Penguatan Dolar AS
Setelah terpilihnya Trump, dolar AS dan imbal hasil US Treasury mengalami lonjakan tajam. Indeks dolar bahkan mencapai level tertinggi dalam dua tahun, sementara imbal hasil US Treasury mencapai level tertinggi sejak Juli 2024.
5. Investasi di Amerika
Kenaikan dolar dan imbal hasil US Treasury yang tinggi telah memicu aliran modal asing yang besar ke AS. Hal ini membuat investor global lebih memilih untuk berinvestasi di AS daripada negara berkembang lainnya, yang mengakibatkan pelarian modal dari Emerging Markets.
Dalam suasana ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat, Perry Warjiyo menekankan pentingnya untuk terus memantau perkembangan ekonomi global dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghadapi tantangan yang ada. Dengan pemahaman yang mendalam tentang lima ancaman tersebut, diharapkan pihak terkait dapat melakukan langkah-langkah yang strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dan menghadapi tantangan global yang ada.
Sebagai informasi tambahan, Perry Warjiyo juga telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI tetap di level 6% dalam rapat kebijakan moneter terbaru. Keputusan ini diambil sebagai langkah dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah gejolak ekonomi global.
Dengan demikian, penting bagi seluruh pihak terkait untuk terus memperhatikan perkembangan ekonomi global dan mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak dari lima ancaman yang diungkapkan oleh Perry Warjiyo. Semoga dengan langkah-langkah yang tepat, ekonomi Indonesia dapat tetap stabil dan berkembang di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat.