Gautam Adani Buka Suara Terkait Tuduhan Suap dari AS
Jakarta, CNBC Indonesia – Gautam Adani, konglomerat pemilik Adani Group, akhirnya buka suara terkait tuduhan suap yang dilayangkan AS terhadap dirinya dan para eksekutif lain. Ia berjanji akan melawan tuduhan tersebut dan menegaskan komitmennya terhadap kepatuhan regulasi.
Tantangan Bagi Adani Group
Mengutip thewire.in, Adani menyebut tuduhan ini sebagai tantangan yang harus diatasi perusahaannya. Ia mengatakan bahwa kurang dari dua pekan lalu, Adani Green Energy menghadapi tuduhan terkait praktik kepatuhan, yang bukan pertama kalinya dialami grup tersebut.
Kasus suap senilai $265 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun ini telah memicu gejolak politik dan ekonomi yang signifikan, baik di India maupun internasional. Tuduhan tersebut menyatakan bahwa Adani, keponakannya Sagar Adani, dan direktur Adani Green, Vneet Jaain, mengatur skema suap untuk memenangkan kontrak listrik di India dan menyesatkan investor AS.
Dampak Politik dan Ekonomi
Adani Green Energy menjelaskan bahwa tuduhan itu berkaitan dengan penipuan sekuritas dan kawat, bukan pelanggaran Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) yang secara spesifik mengatur penyuapan pejabat asing. Meski begitu, dampak politik di India tetap terasa dengan kuat.
Pekan lalu, parlemen India lumpuh akibat perseteruan antara oposisi dan partai penguasa terkait kasus Adani. Oposisi menuntut pembahasan kasus ini, sementara partai penguasa menuduh oposisi sengaja menghambat agenda legislatif.
Dampak pada Bisnis Adani Group
Skandal ini juga berdampak besar pada bisnis Adani Group. Sebuah negara bagian di India tengah meninjau ulang kesepakatan listrik dengan grup tersebut, sementara TotalEnergies dari Prancis menunda investasinya di Adani.
Beberapa mitra tetap menyatakan keyakinannya pada Adani, namun tuduhan ini telah menghapus miliaran dolar dari nilai pasar perusahaan-perusahaan Adani Group. Hal ini menciptakan ketidakpastian besar terkait masa depan grup tersebut.
Reaksi Pemerintah India
Sementara itu, pemerintah India menyatakan belum menerima komunikasi resmi apa pun dari AS terkait kasus ini. Kasus ini terus menjadi sorotan dengan potensi dampak yang meluas pada politik dan ekonomi India.
(ayh/ayh)
Next Article
Daftar Pewaris Bisnis Terbesar RI, Dari Grup Salim Hingga Djarum