Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung memberikan pemaparan penting dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta. Dalam acara tersebut, Juda Agung menyampaikan strategi utama untuk mendorong digitalisasi industri halal melalui pemanfaatan teknologi.
Strategi utama yang disampaikan oleh Deputi Gubernur BI antara lain adalah penggunaan platform digital e-commerce untuk memasarkan produk yang telah tersertifikasi halal. Selain itu, penggunaan pembayaran digital seperti QRIS juga menjadi bagian dari strategi untuk memudahkan transaksi pembayaran menjadi lebih inklusif. Pemanfaatan keuangan digital syariah juga menjadi fokus untuk mendorong pembiayaan pada bisnis halal.
Selain strategi tersebut, pemanfaatan halal traceability juga menjadi langkah penting untuk memperkuat ekosistem jaminan produk halal. Hal ini dilakukan untuk penelusuran bahan produk dari sisi hulu hingga ke tangan konsumen. Sertifikasi digital halal juga menjadi bagian dari strategi dengan memanfaatkan sistem sertifikasi digital menggunakan Artificial Intelligence (AI) untuk mempercepat dan efisien proses sertifikasi produk.
Juda Agung juga menekankan bahwa digitalisasi industri halal tidak hanya tentang pemanfaatan teknologi, namun juga membangun ekosistem produk halal yang terbuka, efisien, dan adil untuk kemajuan industri halal di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, BI juga meresmikan Enterprise Resources Planning (ERP) Sistem Informasi Integrated Farming with Technology Information and Society (Infratani) atau Simfratani. Sistem informasi ini digunakan untuk mendukung program pertanian di Indonesia, khususnya dalam pemantauan dan pelaporan kegiatan tanam dan panen. Dengan adanya Simfratani, diharapkan dapat membantu dalam pemetaan kebutuhan dan produksi pangan serta memberikan data real-time terkait perkembangan pertanian di berbagai wilayah.
Konferensi INHALIFE yang diselenggarakan merupakan bagian dari rangkaian perhelatan ISEF 2024. Kegiatan ini menghadirkan berbagai narasumber ahli di bidang industri halal, praktisi, konsultan, dan pelaku usaha. Mereka membahas mengenai pencapaian ekonomi syariah digital Indonesia, aplikasi teknologi digital dalam mendukung bisnis halal, serta inovasi dan kolaborasi antarpihak dalam membangun ekosistem digital halal.
Dengan adanya pemaparan dan strategi yang disampaikan oleh Deputi Gubernur BI, diharapkan dapat mendorong perkembangan industri halal di Indonesia menuju arah yang lebih inklusif, efisien, dan adil.