Bank tumbang di Indonesia telah mencapai angka 20 hingga akhir tahun 2024. Salah satunya adalah PT Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Arfak Indonesia yang terpaksa gulung tikar pada tanggal 17 Desember 2024. BPR Arfak Indonesia memiliki cabang di Manokwari, Provinsi Papua Barat, Sorong dan Aimas, Provinsi Papua Barat Daya, serta Fak Fak, Provinsi Papua Barat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin operasinya, menyebabkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) harus menangani proses pembayaran klaim penjaminan simpanan dan likuidasi BPR Arfak Indonesia.
LPS akan memastikan bahwa simpanan nasabah akan dibayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Proses rekonsiliasi dan verifikasi data simpanan serta informasi lainnya oleh LPS akan dilakukan dalam waktu paling lama 90 hari kerja. Dana yang digunakan untuk pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah berasal dari dana LPS. Nasabah dapat memeriksa status simpanannya di kantor BPR Arfak Indonesia atau melalui website LPS setelah pengumuman pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah BPR tersebut. Bagi debitur bank, mereka tetap dapat melakukan pembayaran cicilan atau pelunasan pinjaman di kantor BPR Arfak Indonesia dengan menghubungi Tim Likuidasi LPS.
Berikut adalah daftar bank-bank lain yang juga mengalami kebangkrutan di Indonesia hingga tahun 2024:
1. BPR Wijaya Kusuma
2. BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda)
3. BPR Usaha Madani Karya Mulia
4. BPR Pasar Bhakti Sidoarjo
5. BPR Purworejo
6. BPR EDC Cash
7. BPR Aceh Utara
8. BPR Sembilan Mutiara
9. BPR Bali Artha Anugrah
10. BPRS Saka Dana Mulia
11. BPR Dananta
12. BPR Bank Jepara Artha
13. BPR Lubuk Raya Mandiri
14. BPR Sumber Artha Waru Agung
15. BPR Nature Primadana Capital
16. BPRS Kota Juang (Perseroda)
17. BPR Duta Niaga
18. BPR Pakan Rabaa
19. BPR Kencana
20. BPR Arfak Indonesia
Dengan adanya kebangkrutan bank-bank tersebut, situasi perbankan di Indonesia semakin menunjukkan ketidakstabilan. Hal ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keuangan dan investasi dengan bijak. Semua pihak, baik nasabah maupun pihak terkait, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian dalam memilih lembaga keuangan sebagai tempat untuk menyimpan dan mengelola dana.
Kita semua berharap agar kejadian kebangkrutan bank tidak terus berlanjut dan pemerintah serta otoritas terkait dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia. Semoga dengan adanya peristiwa ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya literasi keuangan dan perlindungan terhadap keuangan pribadi.
Dengan demikian, kita semua dapat belajar dari pengalaman ini dan menerapkan langkah-langkah preventif yang diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Mari kita bersama-sama menjaga kestabilan sistem keuangan dan membangun kepercayaan dalam dunia perbankan dan keuangan di Indonesia.
Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Terima kasih.
(Sumber: CNBC Indonesia)
(fab/fab)